Jumat, 14 Agustus 2009

YUI, YUI Indo & me

ini adalah sebuah forum yg isinya fans2 YUI d Indonesia...
ini adlh forum pertama yg bnr2 aq niatin untuk ikutin...

dolo w g tau sbnrnya siapa tuh YUI........
smpe pada suatu hari pas main game online ada orang yg tiap main d kompi pasti d puter lagu Summer Song (salah satu lagu YUI)

pertama seeh biasa aja....tp lama kelamaan suka deh ma lagu ini.....sumpah keren bgt...
trus karena kekna keren aq cari lagu ma videona d indowebster...
ah ktemu jg akhirnya videona...dolo kirain YUI masih kecil (cz suaranya imut >.<) ternyata g.. :)



well.tp ternyata dya cakep bgt.... astagaa....manis amat seeh ne cewe... dah slesai ma video Summer Song , , mulai nyari video lainnya... pas d video summer song kan ada tulisan "Laugh Away"... jd coba search "Laugh Away",,eh trnyata ada videona.... trus jg ada tulisan "I Loved Yesterday"... eh trnyata tu bukan nama lagu tp albumnya... mulai deh donlot album "I Loved Yesterday"... pas dengerin lagu2nya...ih ternyata keren2....dolo pling suka sama "Love is All","My Generation" akhirnya donlot album lainnya...eh dpt semua deh... lom puas akhirnya donlot smua PV (Promotion Video) na semua... akhirnya smpe2 donlot smua hal tntng YUI... *astagaaa dah kena YUI Syndrome* XD ternyata klo d denger2 suara YUI tuh g terlalu kek anak kecil..malah termasuk yg suaranya agak berat klo d jepang.... karena dah kena YUI,,mulai deh nyari2 situs2 about YUI.. alhasil ktemu YUI-Lover.com .... pas lyat2 eh trnyata ada jg YUI-Indo,,akhirnya gbung jg ama forum YUI-Indo... seneng bgt nambah2 tmn,,,nambah2 pengalaman,,,bagi2 informasi... hah panjang bgt..... kwkwkwkw.... tp smpe skarang pngen trus d YUI-Indo ,,,emank dolo lom terlalu kenal, tapi akhirnya lambat laun kenal... XD dah sgtu dolo critannya...hehehe I Love YUI, YUI-Indo , & tmn2 YUI-Lover semua.... pizzz............;)

Read More......

Kamis, 13 Agustus 2009

YUI Profil


mungkin tdk bnyk yg kalian ketahui tentang YUI...

berikut profilnya

Biodata:
Nama: YUI
Nama Asli: Yui Yoshioka
Asal: Fukuoka, Japan
Tanggal Lahir: 26 Maret 1987
Tinggi: 155 cm
Gol Darah: AB
Bintang: Aries
Chinese Zodiac: Kelinci
Tinggi Badan: 155 cm
Hobi: Main gitar akustik, Nonton film, Membaca, Bulu tangkis
Tempat Favorit: pantai Shingu, Laut Niimiya
Website: www.yui-net.com



YUI adalah penyanyi, penulis lagu, dan aktris Jepang kelahiran Fukuoka, 26 Maret 1987. Saat ini YUI di bawah perusahan rekaman Sony Music Records Japan.

Sejak kecil YUI hidup tanpa ayah dan tidak memiliki ingatan apapun tentang ayahnya. Ketika masih di SD, YUI bercita-cita menjadi penyanyi.

Pada tahun ketiga di SMP, YUI mulai menulis jurnal pribadi dan puisi. Karena kebiasaannya itu, YUI sudah mulai membuat lagu saat SMA. Selama di SMA, YUI bekerja paruh waktu untuk membayar uang sekolahnya. Karena selalu sibuk, YUI merasa sudah tidak ada jalan menuju dunia musik. YUI jatuh sakit karena kesibukannya. Selama di rumah sakit, YUI sangat berkeinginan untuk membuat musik. Dia merasa harus memilih antara sekolah atau musik. Setelah meninggalkan rumah sakit, YUI melihat penampilan live street Bianco Nero. Dan setelah konser berakhir, YUI mengutarakan keinginannya kepada band tersebut untuk megikuti jejak mereka di dunia musik. Bianco Nero merekomendasikan YUI untuk masuk sekolah musik. YUI memutuskan keluar dari sekolahnya dan mulai serius belajar menulis lagu dan bermain gitar.

Karena bercita-cita menjadi profesional, YUI berkeliling membawa gitarnya dan bernyanyi di sekitar pintu masuk Stasiun Tenjin Fukuoka. Meskipun pemalu, YUI menikmati penampilan jalanannya.

Karir profesional YUI dimulai Maret 2004 ketika instruktur jukunya merekomendasikannya untuk mengikuti audisi yang diselenggarakan Sony Music Japan. Meski menurut peraturan peserta hanya diizinkan untuk membawakan 2 lagu, YUI membawakan 3 lagu, semua juri memberikan skor tertinggi dan membuat namanya terkenal di antara perusahaan-perusahaan rekaman. Lagu pertama yang dinyanyikannya ketika itu "Why Me", lalu "It's Happy Line" dan "I Know".


Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Yui_(singer)

Discography : http://en.wikipedia.org/wiki/Yui_discography

Read More......

Taiyou no Uta ( Film by YUI )

bagi yg belum tau


Posted Image

Midnigh
t Sun, di Jepang dikenal dengan Taiyo no Uta (Song of the Sun), adalah film yang disutradarai Norihiro Koizumi dan dibintangi artis dan penyanyi YUI. Dalam film tersebut, YUI berperan sebagai Kaoru Amane, gadis berusia 16 tahun yang menderita Xeroderma Pigmentosum (XP), sebuah penyakit yang menyebabkan penderitanya berpotensi meninggal dunia jika terkena radisasi ultraviolet dari matahari. Karakter yang diperankan YUI sebagian berdasarkan dari dirinya, sebagai penyanyi dan gitaris amatir, dan di film ini menampilkan 3 lagu YUI; It's Happy Line, Good-bye days dan Skyline. Versi drama TV film ini dibintangi oleh Takayuki Yamada dan Erika Sawajiri.



Cast :
YUI - Kaoru Amane
Takashi Tsukamoto - Koji Fujishiro
Kuniko Asagi - Yuki Amane
Goro Kishitani - Ken Amane
Airi Toyama - Misaki Matsumae
Eri Fuse
Gaku Hamada
Takashi Kobayashi
Magy
Sogen Tanaka - Haruo Kato


International Title: "Midnight Sun"
Genre: Drama/Love Romance
Running Time: 119 min
Country: Japan
Year: 2006
Color: Color
Sound: DTS-SR
RELEASE DATE (JAPAN): 2006.06.17


Director: Norihiro Koizumi
Producer: Yoshiro Hosono
Production Staff: Shuji Abe, Nobuyuki Tohya, Keiichiro Moriya, Nozomu Enoki, Toru Horibe, Junichi Sakomoto
Script & Original Story: Kenji Bando
Music: YUI, Keita Shiina
Theme Song: "Good-bye days" (YUI)
Cinematographer: Koichi Nakayama
Editor: Tomoo Sanjo
Art Director: Yuji Tsuzuki
Lighting: Yoichi Mutoh
Sound Effects: Masahiko Okase

Posted Image


Read More......

The Best Bassist ever

di sini jg ada Tetsu dari band L'Arc~en~Ciel.......
dukung yaw

Vote Here

Read More......

Rabu, 12 Agustus 2009

Kehidupan di Jepang

1. Kantor pemerintahan dan pelayanan publik

Anda pernah melihat sekelompok semut? Nah, begitulah kira-kira situasi kantor pemerintahan daerah di Jepang. Tidak ada “semut” yang diam termangu, apalagi membaca koran; seluruh karyawan kantor senantiasa bergerak, dari saat bel mulai kerja hingga pulang larut malam. Tak habis pikir, saya tatap dalam-dalam “semut-semut” yang
sedang bekerja tersebut; kadang kala saya curi pandang: jangan-jangan mereka sedang ber-internet ria seperti kebiasaan saya di kampus. Ingin saya mengetahui makanan apa gerangan yang dikonsumsi para pegawai itu sehingga mereka sanggup berjam-jam duduk,
berkonsentrasi, dan menatap monitor yang bentuknya tidak berubah tersebut. Tata ruang kantor khas Jepang: mulai pimpinan hingga staf teknis duduk pada satu ruangan yang sama - tanpa sekat; semua bisa melihat bahwa semuanya bekerja. Satu orang membaca koran, pasti akan ketahuan. Aksi yang bagi saya dramatis ini masih ditambah lagi dengan aksi lari-lari dari pimpinan ataupun staf dalam melayani masyarakat.



Ya, mereka berlari dalam arti yang sesungguhnya dan ekspresi pelayanan yang sama seriusnya. Wajah mereka akan menatap anda dalam-dalam dengan pola serius utuh dis eli ngi dengan senyuman. Saya hampir tak percaya dengan perkataan kawan saya yang mempelajari system pemerintahan Jepang, bahwa gaji mereka - para “semut” tersebut - tidak bisa dikatakan berlebihan. Sesuai dengan standard upah di Jepang. Yang saya baca di internet, mereka memiliki kebanggaan berprofesi sebagai abdi negara; kebanggaan yang menutupi penghasilan yang tidak berbeda dengan profesi yang lain.

Menyandang status mahasiswa, saya mendapatkan banyak kemudahan dan fasilitas dari Pemerintah Jepang. Untuk mengurus berbagai keringanan tersebut, saya harus mendatangi kantor kecamatan (kuyakusho) atau walikota (shiyakusho) setempat. Beberapa dokumen harus diisi; khas Jepang: t eli ti namun tidak menyulitkan. Dalam berbagai kesempatan saya harus mengisi kolom semacam: apakah anda melakukan pekerjaan sambilan (arubaito = part time job), apakah anak anda tinggal bersama anda (untuk mengurus tunjangan anak), dsb. Dan dalam banyak hal, pertanyaan-pertanya an tersebut cukup dijawab dengan lisan: ya atau tidak. Tidak perlu surat-surat pembuktian dari “RT, RW, Kelurahan” dsb. Saya percaya bahwa sistem yang baik selalu mensyaratkan kejujuran.

Sistem berlandaskan kejujuran akan cepat maju dan meningkat,sekaligus sangat efisien. Mengetahui bahwasanya saya adalah orang asing yang kurang lancar berbahasa Jepang, saya mendapatkan “fasilitas” diantar kesana-kemari pada saat mengurus berbagai dokumen untuk mengajukan keringanan biaya melahirkan istri saya. Hal ini terjadi beberapa kali. Seorang senior saya pernah mengatakan, begitu anda masuk ke kantor pemerintahan di Jepang, maka semua urusan akan ada (dan harus ada) solusinya. Lain hari saya membaca prinsip “the biggest (service) for the small” yang kurang lebih bermakna pelayanan dan perhatian yang maksimal untuk orang-orang yang kurang beruntung.

Pameo “kalau ada yang sulit, mengapa dipermudah” tidak saya jumpai di Jepang. Pada suatu urusan di kantor walikota (shiyakusho) saya diminta untuk menyerahkan surat pajak penghasilan. Saya mengatakan bahwa saya sudah pernah, di masa yang lalu, menyerahkan surat yang sama ke bagian lain di kantor tersebut. Saya sudah siap dan pasrah seandainya mereka menjawab bahwa saya harus mengurus kembali surat
tersebut ke kantor kecamatan sebelum saya pindah ke kota ini. Agak tertegun sekaligus lega mendapat jawaban bahwa staf divisi tersebut akan mendatangi divisi lain tempat saya pernah menyerahkan dokumen pajak saya sekian bulan yang lalu. Dia akan mengkopinya dari sana .

Ambil jalan yang mudah, namun tetap mengedepankan ketelitian. Itulah yang saya jumpai di Jepang.

Berstatus mahasiswa yang berkeluarga (baca: harus berhemat), kami sempat terkejut melihat tagihan listrik bulanan yang melonjak hingga 10 kali lipat.

Setelah melakukan pengusutan sederhana, tahulah kami bahwa ada kesalahan pencatatan meter listrik oleh petugas - sebuah kesalahan yang tidak umum di negeri ini. Segera saat itu pula saya telpon perusaah listrik wilayah Kansai untuk mengkonfirmasikan kesalahan
tersebut. Berkali-kali kata sumimasen (yang bisa pula berarti maaf) keluar dari mulut operator telepon. Saya menganggapnya sudah selesai, karena operator berjanji untuk segera melakukan tindak lanjut. Belum berapa lama meletakkan tas di laboratorium pagi itu, istri menelpon dari rumah perihal kedatangan petugas listrik untuk meminta maaf dan menarik slip tagihan. Setibanya di rumah malam harinya, baru tahulah saya bahwa yang datang bukanlah sekelas petugas lapangan (dari kartu nama yang ditinggalkannya) dan tahulah saya bahwa dia tidak sekedar meminta maaf, karena bingkisan berisi sabun dan shampo merk cukup terkenal menyertai kartu nama petugas tersebut. Saya hanya berharap, waktu itu, bahwa petugas pencatat yang k eli ru tidak akan bunuh diri. Karena kekeliruan dalam bekerja, secara umum, menyangkut kehormatan di Negara ini.

Saya mengetahui dari sebuah perusahaan penyalur tenaga kerja di Jepang akan sebuah paradigma “Bila anda datang ke kantor pada pukul 09.00 (jam resmi masuk kantor di Jepang) dan pulang pada pukul 17.00 (jam resmi pulang kantor di Jepang), maka atasan dan kawan-kawan anda akan mengatakan bahwa anda tidak memiliki niat bekerja”. Saya
membuktikan pameo tersebut, karena setiap hari saya bersepeda melintasi kantor walikota (shiyakusho) . Sebagian besar lampu di kantor itu masih menyala hingga pukul 20.00.

Dan beberapa kali saya jumpai staf kantor tersebut memasuki stasiun kereta, juga sekitar pukul 20.00. Hal ini berarti, mereka semua memiliki niat bekerja - versi Jepang.

2.Pasar, pertunjukan kejujuran dan perhatian

Suatu kali pernah kami memb eli sebungkus buah-buahan dengan bandrol murah; favorit bagi kalangan mahasiswa asing seperti saya. Saya sudah mengetahui bahwa ada sedikit cacat (gores atau bekas benturan) pada permukaan beberapa buah-buahan - sesuai dengan harga murah yang disematkan padanya. Pada saat kami hendak membayar buah tersebut,penjual buah buru-buru menerangkan dan menunjuk-nunjuk kondisi sedikit cacat pada beberapa buah-buahan tersebut, dan kembali memastikan niat kami memb eli nya. Sembari tersenyum, tentu saja kami mengatakan “daijobu” (tidak apa-apa),karena kami sudah m eli hatnya dari awal. Beberapa kawan kami mengiyakan pada saat kami menceritakan kejadian yang bagi kami cukup mengherankan ini; ini berarti sikap jujur tersebut tidak dimonopoli oleh satu-dua pedagang. Mereka mengerti betul bahwa kejujuran adalah prasyarat utama keberhasilan dalam berdagang. Tidak perlu meraup
untung sesaat dalam jumlah besar, bila nantinya akan kehilangan pelanggan.

Hingga hari ini, pada saat bertransaksi di kasir, kami selalu menerima uang kembalian dalam jumlah yang utuh - sesuai dengan yang tertera pada slip pembayaran. Tidak kurang, meski hanya satu yen (mata uang terkecil di Jepang). Tidak ada “pemaksaan” untuk menerima permen sebagai pengganti nominal tertentu. Selain kagum dengan
praktek berdagang yang baik ini, kami sekaligus kagum dengan sistem perbankan Jepang yang mampu menyediakan uang recehan untuk pedagang dan vending machine (mesin penjual otomatis) di se-antero Jepang. Meski bagi sebagian kalangan, uang kembalian
terlihat “sepele”; hal ini bisa menyebabkan ketidakikhlasan pembeli terhadap transaksi jual-beli .

Istri saya selalu berbelanja bersama anak-anak; dan karena “keriangan” anak-anak, pada beberapa kasus, pak telur atau buah-buahan bisa meluncur ke lantai. Dua kali terjadi beberapa telur dalam satu pak pecah akibat keriangan anak-anak, dan satu kali m eli
batkan buah yang mudah penyok. Pada semua kejadian tersebut, petugas supermarket m eli hat dan segera mengganti barang-barang tersebut dengan yang baru. Padahal kami datang dengan wajah lelah dan pasrah untuk membayarnya, karena kami menyadari benar bahwa ini adalah kelalaian kami. Bahkan pada satu kasus, barang tersebut sudah
dibayar istri saya. Pada saat kami menerangkan bahwa ini semua ketidaksengajaan anak-anak kami, dengan ramah petugas supermarket menyahut “daijobu yo” (tidak apa-apa).

Pada saat berkesempatan mengunjungi sebuah negara lain di Asia untuk sebuah konferensi, saya baru menyadari keramahtamahan petugas supermarket di Jepang. Di Jepang, bila anda menanyakan keberadaan sebuah barang, maka petugas tidak sekedar memberi arah petunjuk pada anda, namun dia akan mengantarkan anda hingga berjumpa dengan barang yang dicari; dan petugas baru akan meninggalkan anda setelah memastikan bahwa everything is ok. Hal ini tidak berarti bahwa jumlah petugas supermarket di Jepang demikian banyaknya hingga mereka berkesempatan jalan-jalan di dalam supermarket yang sangat besar; justru sebaliknya, jumlah petugas selalu sesuai benar dengan kebutuhan, dan mereka selalu bergerak - seperti semut. Di sebuah
toko elektronik, seorang petugas yang menjelaskan spesifikasi komputer yang anda tanyai adalah juga kasir tempat anda membayar serta petugas yang melakukan packing akhir terhadap komputer yang anda beli .

3.Polisi, sistem yang bekerja dan melindungi

Kami sempat terheran-heran manakala pertama menginjakkan kaki di Kobe demi melihat postur polisi dan kendaraannya yang tidak lebih gagah dibandingkan dengan petugas pos di Indonesia. Benar, ini bukan metafora. Memang ada pula polisi di tingkat prefecture (propinsi) yang gagah mengendarai motor besar bak Chip - ini jumlahnya sedikit.
Namun polisi kota besar seukuran Kobe - salah satu kota metropolis di Jepang, posturnya tidak segagah polisi yang sering saya jumpai di jalan-jalan Republik. Anda tentu menganggap saya sedang bergurau bila saya mengatakan bahwa motor polisi di Kota Kobe dan Ashiya serupa benar dengan bebek terbang tahun 70-an. Saya tidak bergurau.
Ini Kobe dan Ashiya, dua kota di negara macan ekonomi dunia. Bebek terbang tersebut dilengkapi dengan boks besi di bagian belakang -mirip dengan petugas pengantaran barang kiriman. Namun, sekali bapak atau mbak polisi ini menghentikan kendaraan, tidak pernah saya melihat ada diantaranya yang berusaha lari. Tidak ada gunanya lari di
negara dengan sistem network yang sangat baik ini. Ke mana pun anda lari, kesitu pula polisi dengan uniform yang serupa akan menghampiri anda. Pelan namun pasti. Saya akhirnya mafhum, bahwa polisi di sini lebih pada fungsi kontrol dan pengambilan keputusan (decision maker) - kedua fungsi ini memang tidak mensyaratkan badan yang harus berotot dan berisi. Tak heran saya m eli hat mas-mas polisi muda berkacamata melakukan patroli dengan bebek terbangnya. Mereka hanya perlu m eli hat, mengawasi, dan mengambil keputusan. Selebihnya,sistem yang akan bekerja.

4.Lingkungan hidup dan transportasi

Jepang bukanlah negara dengan penduduk kecil. Populasi negara ini hampir separuh populasi Republik tercinta.

Di sisi lain, wilayah negara ini didominasi oleh pegunungan yang sulit untuk dihuni. Pegunungan yang tetap hijau, membuat saya menduga bahwa Pemerintah Jepang memang sengaja membiarkan kehijauan melekat pada daerah pegunungan tersebut. Tokyo adalah kota besar dengan jumlah penduduk terbesar se-dunia, mengalahkan New York dan berbagai kota besar di mancanegara. Besarnya penduduk, sempitnya dataran yang bisa dihuni, dan tingginya tingkat ekonomi mensiratkan dua hal: kerapian dan kebersihan. Anda akan sangat kesulitan menjumpai sampah anthrophogenik (akibat aktivitas manusia) di jalan-jalan di Jepang. Kemana mata anda memandang, maka kesitulah anda akan tertumbuk pada situasi yang bersih dan rapi. Orang Jepang
meletakkan sepatu/alas kaki dengan tangan, bukan dengan kaki ataupun dilempar begitu saja. Mereka menyadari bahwa ruang (space) yang mereka miliki tidak luas, sehingga semuanya harus rapi dan tertata.Sepatu dan alas kaki diletakkan dengan posisi yang siap untuk digunakan pada saat kita keluar ruangan. Hal ini sesuai dengan karakteristik mereka yang senantiasa well-prepared dalam berbagai hal. Kadang saya menjumpai kondisi yang ekstrim; seorang pasien yang sedang menunggu giliran di depan saya berbicara dan menggerakkan anggota tubuhnya sendiri. Saya tahu bahwa ruang periksa di hadapan kami bukan ditempati psikiater ataupun neurophysicist. Belakangan saya tahu dari kawan yang belajar di bidang kedokteran, boleh jadi pasien tersebut sedang mempersiapkan dialog dengan dokternya.

Transportasi di Jepang didominasi oleh angkutan publik, baik bus,kereta (lokal, ekspres, super ekspres), shinkansen, dan pesawat terbang (antar wilayah). Baiknya sistem dan sarana transportasi di Jepang membuat anda tidak perlu berkeinginan untuk memiliki
kendaraan sendiri - kecuali bila anda tinggal di country-side yang tidak memiliki banyak alat transportasi umum. Kereta dan shinkansen (kereta antar kota super ekspres) mendominasi moda transportasi di Jepang. Sebuah sumber yang saya ingat menyebutkan bahwa kepadatan lalu lintas kereta di Jepang hádala yang tertinggi di dunia. Di Jepang, kereta dan shinkansen digerakkan menggunakan listrik. Hal ini tidak menyebabkan polusi udara di perkotaan, karena listrik diproduksi terpusat. PLTN sebagai salah satu sumber pemasok utama energi listrik di Jepang, tentu saja, juga berkontribusi pada rendahnya polusi udara karena, praktis, PLTN tidak mengemisikan CO2.

Nasehat “tengoklah duru kiri dan kanan sebelum menyeberang jalan”mungkin tidak sangat penting untuk diterapkan bila anda menyeberang di tempat yang telah disediakan di Jepang. Anda cukup menunggu lambang pejalan kaki berubah warna menjadi hijau; insya Allah anda akan selamat sampai ke seberang - tanpa perlu menengok kiri dan
kanan. Saat berkesempatan mengunjungi kota besar lain di Asia,kebiasaan menyeberang ala Jepang sempat membuat saya hampir terserempet motor; lampu hijau saja ternyata tidaklah cukup di kota ini.

5.Kesehatan dan rumah sakit

Jepang mengerti benar bahwa orang-orang yang sehatlah yang lebih mampu memajukan bangsa dan negaranya.

Mahasiswa di tempat saya belajar, Kobe University, wajib melakukan pemeriksaan kesehatan (gratis) setahun sekali. Fasilitas kesehatan di Jepang mendapat perhatian yang tinggi dari pemerintah. Sebagai orang asing, mahasiswa pula, kami dianjurkan untuk mengikuti program asuransi nasional. Dengan mengikuti program ini, kami hanya perlu
membayar 30% dari biaya berobat.

Dari yang 30% tersebut, sebagai mahasiswa asing, saya akan mendapatkan tambahan potongan sebesar 80% (yang belakangan turun menjadi 35%) dari Kementrian Pendidikan Jepang. Berstatuskan mahasiswa, kami membayar premi asuransi per-bulan yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan orang kebanyakan. Dari laporan rutin yang
dikirimkan oleh pihak asuransi kepada kami, tahulah saya bahwa ongkos berobat kami selalu (jauh) lebih besar dari premi asuransi yang saya bayarkan setiap bulannya. Berbekal kartu asuransi nasional, datang ke rumah sakit ataupun ke klinik swasta bukan lagi menjadi hal yang menakutkan bagi keluarga kami di Jepang. Jangan membayangkan bahwa pihak rumah sakit atau klinik swasta akan memberikan perlakuan yang berbeda kepada para pemegang kartu asuransi - apalagi untuk kami yang mendapatkan kartu tambahan khusus keluarga tidak mampu. Para dokter dan perawat melayani dengan
keramahan yang tidak berkurang serta prosedur yang sama sederhananya. Keramahan di sini berarti keramahan yang sebenar-benarnya. Baik anda kaya ataupun miskin, proses masuk dan keluar dari rumah sakit di Jepang adalah sama mudahnya. Saat istri
melahirkan di rumah sakit pemerintah di Ashiya, saya disodori formulir yang berisi opsi pembayaran: tunai, lewat bank, dll. Tidak menjadi sebuah keharusan bagi seorang pasien untuk menyelesaikan kewajiban pembayaran di hari dia harus keluar dari rumah sakit.
Alhamdulillah kami mendapatkan keringanan biaya melahirkan dari Pemerintah Kota Ashiya; selain bisa melenggang dari rumah sakit tanpa bayar pada hari itu, tagihan dari Kantor Walikota (setelah dipotong subsidi dari pemerintah) juga baru datang dua bulan
kemudian.


Posted by hemmm in kehidupan di suatu daerah.
trackback

Credit:hemmm.wordpress.com

Read More......

Senin, 10 Agustus 2009

Stereopony Album Hydrangea Ga Saiteru (A Hydrangea Blooms)

01. Seishun ni, Sono Namida ga Hitsuyou da!
02. I do it
03. Kimorebi no Journey
04. Namida no MUKOU
05. Otomegokoro Hey Hey Hey
06. Nakanaide
07. effective line
08. SWEET BLUE
09. Tokai no Mori
10. Shiawase no Oka de Kurashitai
11. MY MISTAKE
12. HITOHIRA no HANABIRA
13. Aozora Very good days!!


HITOHIRA no HANABIRA keren tuh....
"I do it" jg keren lagu bikinan YUI....
coba ja denger satu2

Read More......

single YUI br "It's all too much / Nerver Say Die"

New Release:

Artist: YUI
Title: It's All Too Much/Never Say Die.
Release Date: 14 Oct 2009
Price(Incl Tax):
Limited Ed: ¥1,575
Regular Ed:¥1,223

Credit: HMV Japan

pre order


CD Japan

Normal Edition
Limited Edition

YesAsia

Normal Edition
Limited Edition



Credit : YUI-indo.net

Read More......

Cheat Ayodance On/OFF

neeh w kasih cheat ayodance on/off buat kalian smua

Download

kasih comment yaw....


next : Cheat C patch Agustus



thx 4 : Indowebster.com

Read More......

Blog Baru

br pertama x buat blog....
maaf klo blog ini jelek bgt....

Read More......

Indie Distortion